Senin, 06 Juni 2016

ILMU UKUR TANAH Unihaz BENGKULU

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  TUJUAN ILMU UKUR TANAH
Ilmu ukur tanah ialah sebagian dari ilmu yang lebih dikenal dengan sebutan ilmu geodesi. Hal ini bermaksud:
a)      Maksud Ilmiah
Mempelajari bentuk dan besaran bulatan bumi
b)      Maksud non ilmiah
Yaitu mempelajari penggambaran dari sebagian kecil permukaan bumi yang disebut dengan peta. Maksud ini diwujudkan dengan mempelajari bagaimana melakukan penggambaran diatas permukaan bumi yang bentuknya tidak teratur.
1.2  TUJUAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1
Ø  Salah satu program mata kuliah pada semester 2
Ø  Memperkenalkan secara langsung kepada mahasiswa cara menggunakan alat ukur dengan benar
Ø  Agar teori ilmu ukur tanah dapat dipraktekkan di lapangan
Ø  Mengenal alat dan peralatan serta bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pengukuran












BAB II
PELAKSANAAN PENGUKURAN
2.1 PENGUKURAN PENYIPAT DATAR
            Dalam system penyipat datar ini, kita dapat menentukan beda tinggi antara titik yang satu dengan yang lain. Ketelitian dan toleransi dalam pengukuran ini sangatlah dibutuhkan dimana sering diambil toleransi yaitu 0,002 s/d 0,005 m (2mm s/d 5mm).
Dalam system pengukuran ini, kita kenal dengan 2 cara pengukuran, yaitu:
a.      Pengukuran long biasa (memanjang biasa)
b.      Pengukuran double stand (2 kali berdiri alat) dengan bidikan yang sama
Pada pola “b”, sering dikenal dengan system pengukuran “pulang dan pergi”.
2.2 ALAT DAN BAHAN
Ø  Meteran 50 m
Ø  Patok
Ø  Bak ukur
Ø  Statif
Ø  Alat penyipat datar (water pas)
Ø  Data format ukur
Ø  Spidol
Ø  Dan lain-lain yang dianggap perlu
2.3 PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1.      Buat patok (titik) stationing dengan jarak kurang lebih 10 s/d 25 meter, setiap patok (titik) diberi nama P0, P1, P2, P3, dan seterusnya
2.      Patok-patok (titik-titik) tersebut dipasang dipinggir aspal dan diberi tanda dengan spidol agar titik elevasinya tidak berubah
3.      Berdirikan alat diantara titik P0 dan P1, kemudian setel alat sedemikian rupa sehingga alat siap digunakan
4.      Bidik dan baca bacaan rambu di titik P0
5.      Putar alat sebesar alpha (α) kemudian Bidik dan baca bacaan rambu di titik P1
6.      Geser alat kedepan atau ke belakang untuk menjadi pembanding bacaan yang pertama
7.      Menyetel kembali alat sedemikian rupa sehingga siap di operasikan
8.      Bidik dan baca kembali bacaan rambu di titik P0
9.      Putar alat sebesar alpha (α) kemudian Bidik dan baca kembali bacaan rambu di titik P1
10.  Pindahkan alat ke stasiun berikutnya diantara titik P1 dan p2
11.  Menyetel kembali alat sedemikian rupa sehingga siap di operasikan
12.  Bidik dan baca bacaan rambu di titik P1
13.  Putar alat sebesar alpha (α) kemudian bidik dan baca bacaan rambu di titik P2
14.  Geser kembali alat kedepan atau ke belakang untuk menjadi pembanding bacaan yang pertama
15.  Lakukan seterusnya dengan cara yang sama sampai pada titik terakhir pengukuran
2.4 PERHITUNGAN DATA
            Untuk perhitungan data, rumus yang digunakan untuk menghitung data yaitu:
·         Mencari jarak optis (d)                       = BA-BB x 100

·         Mencari jarak rata-rata                     = jarak belakang + jarak muka
            2
·         Mencari beda tinggi   (h)                 = BT (belakang) – BT (muka)

·         Mencari beda tinggi rata-rata                       = h1+h2
                      2
·         Mencari tinggi titik                             = elevasi dasar + h titik n

koreksi = 0,002 s/d 0,005 m”
Adapun data yang didapat adalah sebagai berikut:

                                                                         




BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
            Dengan adanya praktikum ilmu ukur tanah, mahasiswa jadi lebih mengetahui alat-alat ukur dan cara penggunaaannya. Mahasiswa dapat lebih memahami dan mengetahui bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pengukuran serta  kondisi dan medan area  dilapangan, dan juga mahasiswa dapat menghitung jarak, tinggi, dan elevasi suatu area menggunakan alat ukur tersebut.
3.2 SARAN

            Kurangnya waktu pelaksanaan praktikum ilmu ukur tanah dan kurangnya area serta alat dalam praktikum karena banyaknya mahasiswa yang ingin mengetahui dan menggunakan alat ukur serta tata cara penggunaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar